Minggu, 05 April 2009

Super Girl

D cinnamons - Super girl


It’s not suppose to feel
it does suppose to be like this
I’m not what I used to be

soon that I can’t breath
I feel that I can’t be my self
strong when I’m alone

I’d try to get you out of my mind
and many times I try to step on the ground
but shades of you, taste of you, smell of you
spinning in my head…
goin' crazy just because of you

# take me out of here… 2x
I'm not my self, not I used to be
yes, I’m strong. I used to be a supergirl
well… I just miss being me

so long, I’ve blame my self dreamin but you
I don’t want to stop, and I hate to be alone
just tell me, where you are

I’m looking for you at many places
never bored askin people ’bout where you are
hey don’t you dare treat me like
you don’t know me

now you’re out of my world, don’t know
where to find you

back to #

ooo… that strong little girl
ooo… I don’t wanna be alone

you control me, you control me, ohh..
you control me ….
the way you are makes me don’t wanna go
won’t be alone anymore
you control me…

Rabu, 01 April 2009

Sudahkah Kita Berusaha?


Barusan saya baca surat pembaca di website Kompas, isinya tentang keluhan seorang pengunjung mall yang dilarang memarkirkan sepeda atau lebih tepatnya dilarang bersepeda ke mall. Aneh memang, di tengah krisis udara bersih di perkotaan dan isu global warming, orang bersepeda justru dilarang. Di negara-negara maju sana tentunya larangan seperti ini tidak akan ditemukan (CMIIW) karena biasanya mereka sangat konsen pada masalah kelestarian lingkungan. Apakah kita merasa lebih modern dan lebih terhormat kalau menggunakan kendaraan bermotor, terutama roda empat? Relatif. Tergantung situasi dan kondisi dimana kita berada dan dalam moment apa. Saya tidak menyalahkan mereka yang bermobil untuk menempuh jarak dekat. Bisa jadi saat itu mereka sedang berkebaya dan berjas lengkap untuk menghadiri resepsi di gedung yang jaraknya cuma 100 meter dari rumah atau cuaca sedang hujan, becek dan tidak ada ojek angkot, sehingga tidak memungkinkan untuk bersepeda apalagi jalan kaki. Tapi juga tidak rugi jika kita membiasakan tubuh untuk selalu bergerak. Selain membakar kalori dan melancarkan peredaran darah, juga bisa menghemat iuran keanggotaan pusat kebugaran.

Tidak ada salahnya jika kita mulai kebiasaan kecil yang mungkin bisa berdampak besar bagi kelestarian lingkungan, misalnya berjalan kaki untuk mengunjungi tempat yang dekat, naik angkot atau kendaraan roda dua untuk jarak sedang bahkan kalau kuat bersepeda sangat dianjurkan.

Saya sendiri bukan aktifis lingkungan hidup, hanya berusaha ikut melestarikan dengan menggunakan roda empat bila dibutuhkan, hemat listrik dan sebisa mungkin menanami lahan terbuka di seputar rumah dengan pohon atau tumbuhan lain. Apa dampak yang sudah saya rasakan? Tagihan listrik berkurang, kantong lebih tebal karena BBM roda dua lebih irit, rumah jadi asri dan anak-anak punya tempat teduh dibawah pohon untuk bermain.

Masalah pencemaran tidak hanya pada kualitas udara yang buruk, tetapi juga sampah. Hampir di setiap tempat terdapat tumpukan sampah. Selain berbau sampah juga merupakan sumber penyakit, apalagi bila musim hujan datang. Sejauh ini, belum ada penanganan optimal dari pemerintah. Saya sendiri belum pernah mencoba mengolah sampah menjadi lebih berguna semisal kompos. Hanya sebatas memisahkan antara sampah dapur dan sampah kering sambil berharap pemulung dapat lebih mudah memilahnya untuk dijual kembali. Masih ingat film Wall E? Film produksi Pixar Animation ini menceritakan tentang bumi yang sudah sangat menderita karena sampah hingga tak layak lagi untuk ditinggali.

Pemerintah bukan satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas segala macam bentuk pencemaran lingkungan. Diperlukan kesadaran setiap kita untuk bisa memulai dari hal-hal kecil dan remeh yang mungkin dapat meminimalisir pencemaran. Lantas sudahkan kita berusaha untuk memperbaiki kualitas lingkungan? Medan, 18 Maret 2009

dipindahkan dari blog sementara saya